
Sore itu langit masih tampak biru meski matahari kian menjauh ke barat. Awan dan birunya langit masih terlihat kontras melengkapi cerahnya sore Ini. Beberapa hari ini memang cuaca panas agak ekstrim di kota kami. Aku mengajak abang untuk keluar sejenak mencari udara segar. Kami membawa putri kami yang masih berusia 4 tahun.
Sejak pandemi, jalan-jalan sore menjadi barang mewah bagi kami. Kami hanya keluar rumah untuk keperluan penting dan mendesak. Selebihnya, abang saja yang keluar rumah. Aku dan putriku Ara lebih banyak tinggal di rumah. Ara, putri kami pun sepertinya merasakan ketidaknyamanan. Berada di rumah kadang membuatnya agak gelisah dan kurang nyaman. Meski anak-anak seumurnya mungkin belum pandai mengutarakannya.
Setelah berbincang beberapa saat kami putuskan untuk makan sate di ujung jalan Tanjung Harapan, sekitar 3 Km dari rumah kami. Sebenarnya bukan hanya sate dan kelapa muda nya saja yang membuat kami tertarik. Panorama tempat kuliner yang satu ini pas untuk sejenak memanjakan mata dengan warna hijau yang dominan dikombinasikan dengan warna biru langit yang masih kontras. Ada kebun kelapa yang meskipun menua, tapi masih nyaman dipandang mata.

Hanya ada 1 gerobak dan 1 meja di sana, dilengkapi dengan 4 meja pengunjung dengan kursi yang sebagian sudah lusuh. Di gerobak ada sate padang. Di meja ada beberapa buah kelapa muda untuk disuguhkan sebagai menu minuman. Ada juga beberapa menu minuman lain yang lazim disajikan di kantin-kantin sekitar sekolah.

Hari sudah semakin petang, cahaya biru sudah mulai memudar, kalah oleh warna kuning dan jingga. Tak terasa kami sudah menghabiskan 3 porsi sate dan 3 buah kelapa muda ditambah secangkir cappucino. Setelah membayar makanan dan minuman kami beranjak pulang. Kami mengambil jalan yang berbeda untuk menyaksikan sudut pandang panorama yang berbeda. Kadang jalan-jalan sore itu tak sekedar soal menu, tapi juga perjalanan yang memanjakan mata dan hati.