GAMBUT DAN PERKEBUNAN

Lahan merupakan faktor produksi penting dalam budidaya perkebunan selain faktor tenaga kerja, modal dan manajemen. Lahan memiliki yang lebih luas dari tanah karena lahan juga mengandung makna ruang. Lahan diartikan sebagai kesatuan dari  relief, tanah, air, vegetasi dan komponen biotik pada ruang tertentu yang memiliki pengaruh terhadap kegunaannya.

Pada umumnya struktur tanah di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas tanah Organosol (Histosil), yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini dominan di Wilayah Indragiri Hilir terutama daratan rendah diantara aliran sungai. Sedangkan disepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam natural river leves yang terdiri dari tanah-tanah Alluvial (Entisol) dan Gleihumus (Inceptisol).

Sebagaian besar wilayah Inhil memiliki struktur tanah berupa tanah Organosol (Histosol) yaitu tanah yang banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah ini dominan di dataran rendah diantara aliran sungai. Di sepanjang aliran sungai terdapat formasi tanggul alam (natural river levers) terdiri dari tanah-tanah aluvial (Entisol) dan gley humus (inceptisol). Selain itu juga terdapat sebagian kecil kecamatan yang memiliki jenis tanah podzolik merah kuning dan bahan induk batuan endapan dengan fisiografi daratan. Jenis tanah hanya terdapat dibagian barat ke arah selatan Kecamatan Keritang. Dengan kondisi tersebut, maka secara teknis sebagian besar lahan yang ada di Inhil mempunyai kompresitasnya yang tinggi, sehingga menyebabkan mudahnya penurunan lapisan tanah.

Potensi tanah organosol ditentukan oleh tebalnya lapisan gambut atau tanah organiknya. Daerah-daerah yang mempunyai ketebalan gambut lebih dari dua meter pada umumnya tidak sesuai untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian karena sifat asam dan unsur haranya yang rendah.

Kabupaten Indragiri Hilir memiliki lahan gambut (Organosol/Histosol) yang sangat luas dan potensial untuk tanaman perkebunan seperti kelapa dan kelapa sawit. Kelapa secara tradisional memang telah lama dibudidayakan oleh masyarakat setempat di lahan gambut. Tanaman ini memiliki sistem perakaran serabut yang dangkal, sehingga cukup adaptif pada lahan gambut dangkal hingga sedang. Kelapa mampu tumbuh baik selama tingkat air di lahan dapat dikendalikan, sehingga tidak tergenang terus-menerus atau mengalami kekeringan berlebihan.

Di sisi lain, kelapa sawit juga banyak dibudidayakan di lahan gambut Indragiri Hilir, meski memiliki kebutuhan pengelolaan yang lebih intensif dibanding kelapa. Kelapa sawit membutuhkan drainase yang baik agar gambut tidak terlalu basah, tetapi pada saat yang sama juga tidak boleh terlalu kering karena dapat menyebabkan subsiden (penurunan permukaan tanah), kebakaran lahan, serta hilangnya stok karbon secara signifikan.

Dalam jangka panjang, pemanfaatan lahan gambut untuk tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit, memiliki risiko besar terhadap lingkungan. Drainase berlebihan dapat menyebabkan lahan gambut menjadi kering, meningkatkan risiko kebakaran, dan mempercepat penurunan permukaan tanah (subsiden). Subsiden ini, selain menyebabkan hilangnya fungsi ekologis gambut sebagai penyimpan karbon dan regulator hidrologi, juga berdampak pada ketahanan terhadap banjir dan intrusi air laut, yang dapat mengurangi produktivitas lahan secara signifikan dalam jangka panjang.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, diperlukan mitigasi yang tepat, antara lain:

  1. Pengelolaan Tata Air: Pengaturan tinggi muka air tanah secara optimal agar tidak terlalu basah atau kering, melalui pembuatan kanal dan sekat kanal yang baik.
  2. Pertanian Berkelanjutan: Penggunaan varietas tanaman yang adaptif terhadap kondisi gambut serta penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti agroforestri.
  3. Restorasi Ekosistem Gambut: Melakukan rehabilitasi lahan gambut yang rusak dengan penanaman jenis tanaman asli yang mampu menjaga kelembapan tanah dan memperkuat struktur gambut.
  4. Pengawasan dan Edukasi: Melaksanakan pemantauan berkala terhadap kualitas lahan dan memberikan edukasi kepada petani tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem gambut.

Dengan mitigasi yang tepat dan berkelanjutan, pemanfaatan lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir dapat mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.