Sagu (Metroxylon sp) termasuk tumbuhan monokotil dari keluarga Palmae. Terdapat empat marga palma yang kandungan patinya banyak dimanfaatkan, yaitu Metroxylon sp, Coripha sp, Euqeissona sp, dan Cariota sp. Batang sagu terdiri atas lapisan kulit bagian luar yang keras dan bagian dalam berupa empulur atau isi sagu yang mengandung serat-serat dan pati.
Meskipun belum sepopuler sagu di Maluku dan Papua, Inhil merupakan salah satu daerah penghasil sagu. Jenis yang tumbuh subur di Inhil adalah jenis Metroxylon sp. Jenis ini umumnya tumbuh pada daerah rawa dan lahan marginal dengan sumber air yang melimpah. Di Inhil, habitat utama sagu adalah daerah pinggiran sungai. Tumbuhnya tanaman sagu pada lahan pinggiran sungai tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, namun juga dari aspek ekologis. Tanaman sagu di pinggiran sungai ini merupakan tanggul alami bagi tanaman lain yang ada di daratan seperti tanaman kelapa.
Tanaman sagu pada awalnya tumbuh tanpa dibudidayakan secara sengaja. Istilah hutan sagu pada awalnya populer karena memang tanaman ini tumbuh secara alami. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat sagu, tanaman ini mulai dibudidayakan oleh masyarakat. Dengan pola budidaya, setidaknya petani bisa mengatur jarak tanam dan siklus tanam agar hasil produksi bisa dinikmati secara berkelanjutan sehingga bisa dijadikan alternatif mata pencaharian.
Cara Panen sagu di Inhil masih dilakukan secara sederhana dan manual. Setelah pemilihan pohon sagu yang layak dipanen, penebangan dilakukan dengan kapak atau gergaji mesin (chainsaw). Setelah penumbangan pohon, pelepahnya dibersihkan. Sebagian ujung batang akan dibuang karena kandungan patinya yang rendah. Bagian Pohon yang sudah dibersihkan dipotong-potong menjadi bagian yang pendek-pendek dengan ukuran 0,5 m – 1 m. Lalu direndam pada sungai pada jangka waktu tertentu. Sagu-sagu ini akan dijual oleh masyarakat ke pabrik-pabrik yang ada di sekitar untuk diolah sebagai bahan baku industri.
Selain sebagai bahan baku industri, pati sagu juga merupakan alternatif bahan makanan yang dapat diolah sendiri oleh masyarakat. Bagi sebagaian orang, sagu dapat dijadikan alternatif pengganti nasi karena kandungan karbohidrat nya yang tinggi, meskipun kandungan protein nya memang tidak sebesar kandungan protein pada nasi. Selain itu sagu juga dapat dijadikan bahan baku untuk olahan makanan seperti sagu rendang, kue dan jajanan lainnya.
Selain pati, bagian tanaman sagu yang lain juga dapat dimanfaatkan. Daunnya sebagai bahan baku pembuatan atap rumah. Pelepahnya juga dapat digunakan untuk dinding rumah. Ampas dari pengolahan pati dapat juga dimanfaatkan untuk pakan ternak.