
Di pojok utara Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, berdirilah sebuah kota kecil yang tak bisa dipandang sebelah mata : Guntung. Secara administrasi sebenarnya perkotaan Guntung ini terdiri dari beberapa kelurahan Tagaraja, Bandar Sri Gemilang dan Amal Bakti termasuk di dalam Desa Air Tawar yang berada di seberang. Meski tak semegah kota-kota besar di Propinsi tetangga, Guntung menyimpan pesona yang diam-diam memikat siapa saja untuk singgah—baik untuk sekadar lewat, menetap, atau mencari pekerjaan.
Letaknya yang strategis, menghadap langsung ke Selat Berhala dan menjadi salah satu pintu gerbang perairan, membuat Guntung tumbuh menjadi titik lalu lintas niaga dan distribusi. Tapi daya magnet sejatinya tidak hanya berasal dari letaknya—melainkan juga dari sebuah nama besar yang telah lama menancap di tanah ini: PT Pulau Sambu.
PT Pulau Sambu didirikan pada tahun 1967 dan menjadi pionir industri pengolahan kelapa di Indonesia. Perusahaan ini awalnya dibentuk untuk memanfaatkan potensi kelapa yang sangat melimpah di Indragiri Hilir—daerah yang dijuluki sebagai “Hamparan Kelapa Dunia”. Tak butuh waktu lama bagi PT Pulau Sambu untuk berkembang, dan Guntung menjadi basis operasional utamanya selain Kuala Enok dan Pulau Burung.
Tak heran jika banyak masyarakat dari berbagai daerah datang ke Guntung untuk bekerja, berdagang, bahkan menetap, menciptakan keberagaman yang unik dalam kehidupan sosial kota ini.
Suasana Guntung yang ramai, kombinasi rumah-rumah toko di pesisir dan jalanan yang sempit dan tak bisa dilewati mobil, menjadi ciri khas guntung yang paling diingat oleh para perantau yang sempat mengadu nasib di Guntung. Di pagi dan sore hari terutama aktifitas penyeberangan dan lalu lintas sungai sangat padat. Sementara di sore jelang malam, aneka jajanan kuliner terutama seafood, mengundang warga lokal maupun pengunjung untuk duduk bersantai, saling bercengkerama di warung kopi atau warung makan.
Meski kecil, Guntung bukan kota yang diam. Pembangunan terus berjalan, konektivitas perlahan diperbaiki meski sangat lambat karena kondisi geografis yang memang sangat berat. Geliat ekonomi berbasis industri pengolahan kelapa menjadi modal besar untuk tumbuh lebih maju.