PADI

Indonesia sempat mengejutkan dunia atau setidaknya bagi FAO (Food and Agriculture Organization), sebuah Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yang bermarkas di Roma, Italia. Pada tahun 1984, saat Afrika mengalami bencana kelaparan hebat, Indonesia justru mencapai swasembada beras. Padahal pada tahun 1979, Indonesia masih memborong hampir separuh cadangan beras yang beredar di pasar dunia pada waktu itu. Atas keberhasilan ini, Presiden Soeharto mendapat kehormatan untuk berbicara pada sidang tahunan FAO dan sekaligus menyerahkan bantuan untuk korban kelaparan di Afrika atas nama petani Indonesia.

Mengamati perkembangan produksi padi di Indonesia, sejak awal digulirkannya revolusi hijau, yang diterjemahkan ke dalam bentuk intensifikasi padi, panca usahatani, hingga sepuluh jurus Supra Insus dengan pola Bimas, maka sejak itu produksi padi meningkat. Namun sejak tahun   90-an kondisi itu berbalik lagi, produksi padi kita mengalami penurunan secara bertahap. Baru pada tahun 2008 Indonesia berhasil menjadi negara yang mampu berswasembada beras kembali.  

Indragiri Hilir, telah sejak lama dikenal sebagai Lumbung Padi di Propinsi Riau. Meskipun terjadi tren penurunan luas di Kabupaten Indragiri Hilir sepuluh tahun terakhir, Indragiri Hilir tetap menjadi Kabupaten dengan Luas Panen Padi terbesar di Propinsi Riau. Menurut Data Statistik Pertanian Tahun 2019, Luas Panen Padi di Kabupaten Indragiri Hilir adalah seluas 19.159,29 Hektar. Jumlah ini setara dengan 30,34% dari Luas Panen Padi Propinsi Riau.

Apabila dibandingkan data 10 Tahun lalu (Tahun 2009), maka luas panen ini mengalami penurunan lebih dari 10.000 Hektar. Saat itu (Tahun 2009) luas panen padi sawah dan ladang di Kabupaten Indragiri Hilir mencapai 31.862 Ha. Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan untuk mewujudkan keberlangsungan ketahanan pangan. Seharusnya peningkatan jumlah penduduk harus diiringi dengan peningkatan produksi pangan.

Selain tantangan peningkatan produksi, dunia juga sedang menghadapi sebuah cara pandang baru terhadap pertanian. Orientasi pertanian di masa sekarang dan akan datang tak hanya bicara tentang pencapaian angka-angka produksi tetapi juga keberlangsungan ekologi. Generasi yang hidup di zaman ini sudah semakin akrab dengan istilah pertanian berkelanjutan, ekologi, pertanian organik dan istilah lainnya yang semakin mendekatkan pertanian dan lingkungan.