PANEN KELAPA

Panen kelapa itu jangka waktu nya berapa ya? terus cara panennya bagaimana? Bagi orang yang sedari kecil tumbuh besar di lingkungan yang tak jauh dari kebun kelapa, pertanyaan ini tentunya sangat mudah dijawab. Tapi bagi orang-orang yang asing dengan kelapa tentu kedua pertanyaan tersebut sulit dijawab, Bagi yang belum tahu, yuk kita kuliti sedikit sekelumit tentang panen kelapa. 

Sebelum lanjut ke permasalahan panen, setidaknya kita harus bisa membedakan 2 definisi yaitu umur buah kelapa yang siap panen dan rotasi waktu panen kelapa. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang berumur 11-13 bulan, bahkan ada yang lebih. Pada umur demikian, buah memiliki kadar kopra dan minyak yang maksimal. Kualitas kopra yang dihasilkan juga sangat baik pada umur ini. Buah yang tak dipanen biasanya akan jatuh dengan sendirinya.

Adapun waktu panen 1-3 bulan yang lazim kita kenal, sebenarnya adalah rotasi waktu panen, bukanlah umur buah. Rotasi panen ini bervariasi di masing-masing daerah tergantung teknik panen, ketersediaan  tenaga kerja dan keamanan kebun apabila rotasi panen terlalu lama. 

Buah kelapa yang layak panen biasanya memiliki penampakan sabut yang mulai mengering dan jumlah air kelapa yang bertambah sedikit. Pada prakteknya kriteria ini tentunya tak bisa dilihat secara kasat mata saja apalagi posisi buah kelapa yang sangat tinggi. Karenanya secara praktis, petani kelapa yang sudah terbiasa, melakukan panen hanya dengan memperhatikan secara visual.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk melakukan panen kelapa :

  1. Memanjat. Untuk memudahkan dalam melakukan panjatan, pada batang biasanya dibuat tatarĀ­an untuk kaki berpijak pada jarak tiap 1/2 meter.  Pada pohon yang masih muda, sering kali luka-luka batang ini menjadi tempat sarang hama kumbang kelapa. Selain dengan membuat tataran ada pula teknik memanjat kelapa dengan memanfaatkan tali-temali dan alat bantu yang lain tanpa merusak pohon kelapa. Adapula yang menggunakan bantuan kera  untuk memanjat kelapa.
  2. Menggunakan Galah. Panen jenis ini dilakukan dengan menggunakan bambu panjang yang disambung dengan pisau berbentuk pengait semacam sabit. Untuk Inhil, metode ini adalah yang paling banyak digunakan.
  3. Memungut buah yang jatuh. Jenis panen ini dilakukan hanya pada buah yang jatuh. Jenis panen seperti ini tentunya agak rawan dipraktekkan pada kebun-kebun yang berada jauh dari pemukiman dan keamanannya tidak terjamin. Menurut beberapa literatur, hasil panen dari buah yang jatuh ke tanah tidak terlalu cocok sebagai bahan baku kopra atau kelapa parut kering ( desiccated coconut ) karena sudah lewat masak, tetapi masih bagus untuk bahan baku minyak kelapa murni.

Teknik panen yang disampaikan di atas berlaku secara umum hanya untuk kelapa yang diolah menjadi kopra dan minyak kelapa atau untuk dijual kembali sebagai bahan baku industri. Selain teknik dan kriteria panen seperti di atas ada pula teknik dan kriteria panen khusus untuk pemanfaatan tertentu seperti pembuatan gula kelapa atau pemanfaatan kelapa muda sebagai salah satu alternatif minuman.