PASAR SUBUH

Pasar subuh, begitulah orang Tembilahan menyebutnya. Mungkin karena waktu bukanya yang memang sewaktu subuh. Biasanya orang-orang mulai berbelanja setelah menunaikan sholat subuh. Yang dijual sebenarnya barangnya itu-itu saja. Barangkali karena di waktu subuh, barang-barang yang dijual lebih segar dan kadang dengan harga yang lebih miring. Lapak-lapak nya pun lebih mudah diakses karena tata letaknya yang memang dibuat sederhana. 

Barangkali sempat terbersit di pikiran kita, jam berapa mereka mulai mempersiapkan lapaknya, berangkat dari rumah bahkan saat anak-anak mereka masih terlelap tidur. Mungkin bisa 1-2 jam sebelum waktu subuh tergantung kompleksitas lapaknya. Ya begitulah keseharian mereka. Memulai hari lebih dini  dari sebagian orang untuk mencari rezki. 

Pagi ini tak seperti biasanya, si sulung menemaniku belanja. Tinggi nya yang sudah sebahu semakin mengisyaratkan bahwa aku tak lagi muda. Beberapa kantong belanjaan yang dibawanya, sedikit meringankan bebanku. Rasanya seperti berjalan dengan pengawal pribadi. 

Hampir satu jam kami mengelilingi pasar subuh. Aneka sayuran dan lauk pauk pun sudah terbeli. Matahari pun mulai mengintip pertanda pagi sudah tiba. Bagiku pergi  ke pasar subuh tak sekedar berbelanja. Banyak keoptimisan yang bisa diserap disini. Pun banyak pula nilai-nilai juang dan konsistensi yang mereka ajarkan pada kita. Setidaknya si sulung bisa menyaksikan bahwa hidup tak selalu mudah.