TAHUN PANDEMI TAHUN INOVASI

Dua pekan terakhir, siswa-siswa di tingkat SD, SMP dan SMA kembali menggelar Pembelajaran dengan Tatap Muka, setelah hampir setahun belajar dari rumah. Meskipun belum semua kelas diperbolehkan mengikuti pembelajaran di sekolah, tapi ini merupakan kabar gembira bagi para guru dan siswa yang sudah sangat merindukan pembelajaran tatap muka.

Di tahap pertama pembelajaran tatap muka sejak 2 pekan yang lalu, yang diperbolehkan baru siswa kelas akhir pada masing-masing tingkatan sekolah, Kelas VI SD/MI, Kelas 9 SMP/MTs dan Kelas 12 SMA/MA.  Di sejumlah sekolah, penerapan prokes yang ketat diterapkan kepada siswa, mulai dari pengukuran suhu di gerbang sekolah dan kewajiban mencuci tangan sebelum masuk sekolah. Di dalam kelas, jumlah siswa juga dibatasi dan tetap menerapkan prinsip social distancing. Jam belajar pun dibatasi tidak seperti jam pelajaran biasa.

Hampir satu tahun pandemi ini berlangsung. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Banyak inovasi yang bermunculan atas segala keterbatasan ini. Para guru, siswa dan orang tua guru harus beradaptasi dengan pandemi Covid-19 yang berlangsung 1 tahun ini. Pandemi ini telah memberikan tantangan sekaligus warna baru bagi sistem pembelajaran sekolah. Apa yang terjadi akibat pandemi ini mungkin tak pernah diprediksi sebelumnya.

Meskipun hampir semua teknologi yang digunakan bukanlah teknologi baru, setidaknya pandemi memaksa para pihak yang terlibat dalam aktifitas belajar mengajar menjadi terampil melakukan sesuatu yang tadinya hanyalah salah satu pilihan. Virtual meeting adalah salah satu contohnya.Zoom dan google meet bukanlah barang baru dalam teknologi internet. Teknologi virtual meeting semacam ini ini sudah lama ada. Hanya saja karena kondisi yang tidak memberikan pilihan lain, mau tak mau semuanya harus beradaptasi dengan teknologi ini. Hal lain yang juga cukup populer ketika pandemi ini adalah video pembelajaran.

Tentunya selain cerita positif mengenai adapatasi teknologi, inovasi dan hal-hal positif lainnya, ada juga hal-hal yang negatif. Ada orang tua siswa yang tak mampu membelikan smartphone dan paket data buat anak-anaknya untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.  Bahkan ada yang harus pamit berhenti sekolah karenanya.

Semoga sehat selalu para guru dan siswa. Dunia pendidikan menanti kolaborasi kalian.